Melanogaster

.Selamat datang di Tulisan Puji.

Powered By Blogger

Senin, 03 Januari 2011

Pembelajaran Kooperatif

Pada dasarnya Cooperatif Learning mengandung pengertian sebagai suatu sikap atau prilaku bersama dalam bekerja atau membantu diantara sesama dalam struktur kerja sama yang teratur dalam kelompok, yang terdiri dari dua orang atau lebih dimana keberhasilan kerja sangat dipengaruhi dari keterlibatan dari setiap anggota kelompok itu sendiri. Model pembelajaran ini berangkat dari asumsi mendasar dalam kehidupan masyarakat, yaitu “getting better together”, atau “raihlah yang lebih baik secara bersama-sama” (Solihatin, 2007: 4).

Model pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pembelajaran yang mengutamakan adanya kelompok-kelompok. Setiap siswa yang ada pada kelompok mempunyai tingkat kemampuan yang berbeda-beda (tinggi, sedang, rendah). Model pembelajaran kooperatif mengutamakan kerja sama dalam menyelesaikan permasalahan untuk menerapkan pengetahuan dan keterampilan dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran (Arini, 2009).

Pembelajaran kooperatif disusun dalam sebuah usaha untuk meningkatkan partisipasi siswa, memfasilitasi siswa dengan pengalaman sikap kepemimpinan dan membuat keputusan dalam kelompok, serta memberikan kesempatan kepada siswa untuk berinteraksi dan belajar bersama-sama siswa yang berbeda latar belakangnya. Jadi dalam pembelajaran kooperatif siswa berperan ganda yaitu sebagai siswa ataupun sebagai guru (Trianto, 2007: 42).

Pengelompokan heterogenitas merupakan ciri-ciri yang menonjol dalam metode pembelajaran Cooperative Learning. Kelompok heterogenitas biasa dibentuk dengan memperhatikan keanekaragaman gender, latar belakang agama, sosio-ekonomi dan etnik, serta kemampuan akademis (Lie, 2002: 41).
Menurut Arends (dalam Amri, 2010), langkah-langkah prilaku guru menurut model pembelajaran kooperatif adalah sebagaimana terlihat pada tabel 1 berikut ini:

Tabel 2.1 Langkah-langkah model pembelajaran kooperatif.
Fase Tingkah laku guru
Fase-1
Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa Guru menyampaikan semua tujuan pelajaran yan ingin dicapai pada pelajaran tersebut dan memotivasi siswa belajar.
Fase-2
Menyajikan informasi Guru menyajikan informasi kepada siswa dengan jalan demonstrasi atau lewat bahan bacaan.
Fase-3
Mengorganisasikan siswa kedalam kelompok-kelompok belajar Guru menjelaskan kepada siswa bagaimana caranya membentuk kelompok belajar dan membantu setiap kelompok agar melakukan transisi secara efisien.
Fase-4
Membimbing kelompok bekerja dan belajar Guru membimbing kelompok-kelompok belajar pada saat mereka mengerjakan tugas mereka.
Fase-5
Evaluasi Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah dipelajari atau masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerjanya.
Fase-6
Memberikan penghargaan Guru mencari cara-cara untuk menghargai baik upaya maupun hasil belajar individu dan kelompok.

Dengan bekerja sama, para siswa terbantu dalam menemukan persoalan, merancang rencana, dan mencari pemecahan masalah. Bekerja sama akan membantu mereka mengetahui bahwa saling mendengarkan akan menuntun pada keberhasilan. Pandangan setiap orang yang berbeda dan kemampuan-kemampuan yang unik secara bersama-sama akan tersusun menjadi sesuatu yang lebih besar daripada penjumlahan dari bagian-bagiannya itu sendiri (Johnson, 2006: 73).

Setiap kelompok harus diberikan kesempatan untuk bertemu muka dan berdiskusi. Kegiatan interaksi ini akan memberikan para pembelajar untuk membentuk sinergi yang menguntungkan semua anggota. Hasil pemikiran beberapa kepala akan lebih kaya daripada hasil pemikiran dari satu kepala saja. Lebih jauh lagi, hasil kerjasama ini jauh lebih besar daripada jumlah hasil masing-masing anggota (Lie, 2002).
Keberhasilan belajar menurut model belajar ini bukan semata-mata ditentukan oleh kemampuan individu secara utuh, melainkan perolehan belajar itu akan semakin baik apabila dilakukan secara bersama-sama dalam kelompok-kelompok belajar kecil yang terstruktur dengan baik (Solihatin, 2007: 5).


DAFTAR PUSTAKA
Amri, Sofan dan Lif Khoiru ahmadi. 2010. Konstruksi Pengembangan Pembelajaran. Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher.

Arini, Yusti. 2009. Model Pembelajaran Kooperatif (Cooperatif Learning) Dan aplikasinya Sebagai Upaya Peningkatan Kualitas Proses Pembelajaran. http://yusti-arini.blogspot.com/2009/08/model-pembelajaran-kooperatif.html. Diakses pada tanggal 21 Oktober 2010.

Johnson, Elaine B. 2006. Contextual Teaching & Learning. Bandung: Penerbit MLC.

Lie, Anita. 2002. Cooperative Learning. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia.

Solihatin, Etin dan Raharjo. 2007. Cooperatif Learning. Jakarta: Bumi Aksara.

Trianto. 2007. Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik. Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar